Seharusnya gue nulis ini 30 Juli, waktu pengumuman benerannya. Tapi karena pada hari itu gue udah capek banget jadinya gue tinggal tidur karena pengumuman tak kunjung datang. Besoknya tanggal 31, pagi harinya gue cek email, dan yang ada gue liat di inboxnya adalah...
Dengan membaca "We regret to inform you..." gue langsung mengasumsi kalo lanjutannya adalah "That you didn't get the scholarships." selama 5 detik antara jempol gue memencet email tersebut sampe screennya berganti ke isi emailnya. Karena ternyata email itu berisi...
Perasaan pertama gue itu campur aduk antara kesel dan lega. Kesel karena diundur, lega karena ternyata itu bukan yang gue kira.
Dan selama 1 hari itu, gue cuman melanjutkan hari seperti biasa.
Tibalah pada tanggal 1 Agustus, hari yang telah ditentukan sebagai pengumuman benerannya. Gue mencoba santai aja pada hari itu. Tapi gue tetep aja takut dan kepikiran terus, me-refresh inbox email gue terus-menerus, tapi nggak juga muncul-muncul sampe matahari sudah tenggelampun.
Gue berfikir mungkin pengumumannya jam 8, karena waktu email sebelumnya di kirim jam 8 juga. Tapi tetep aja juga ga muncul-muncul walaupun udah jam 9 malem.
Dan ketika gue memutuskan untuk mengakhiri hari itu. Gue me-refresh untuk yang terakhir kalinya...
Datanglah email itu.
Gue langsung menjerit-jerit, langsung panggil nyokap gue untuk melihat pengumumannya sama-sama. Gue membuka email tapi gue langsung ngumpet di belakang nyokap, nggak berani liat apa-apa. Gue membiarkan nyokap yang menatap langsung layar laptop gue. Menatap apa jawaban dari semua usaha dan doa gue selama ini.
Dan Nyokap bilang, "Arissa Purilawanti..."
Gue pun langsung ikutan liat dan ternyata, alhamdulillah, gue berhasil mendapatkan beasiswa sebanyak 50%!!!

Ini nggak terduga banget, karena yang gue bayangkan selalu 100% atau nggak sama sekali.
Tetapi pasti Allah punya jawaban yang lebih baik untuk gue.
Gue mensyukuri apa yang gue dapat.
Merasa gagal? Pasti.
Karena gue gagal untuk membebaskan orang tua gue dari biaya-biaya sekolah yang nggak murah. Tapi mama pun bilang ke gue kalo semua pasti ada jalannya. Asalkan kita selalu berdoa kepada yang di Atas.
Setelah keadaan hectic yang paling menegangkan dalam hidup gue (setelah gue pikir-pikir mungkin ini rasanya jadi anak yang ikutan SBMPTN)
Akhirnya gue bisa bernafas lega.
Gue nggak akan menyia-nyiakan ini, gue akan belajar yang rajin dan giat biar beasiswa gue nggak di cabut (biar SAE ga nyesel ngasih gue potongan stengah harga)
Semangat juga buat yang lain, yang telah mendapat apa yang diinginkan, atau yang doanya belum dikabulkan. Percayakan saja semua kepada-Nya. Karena Ia lah yang tau apa yang terbaik untuk kita.
Jangan pernah putus harapan atau berkecil hati, teruslah bermimpi karena itulah alasan kita hidup.
Ttd,
Arissa Purilawanti.
(Your future movie director)
Gue berfikir mungkin pengumumannya jam 8, karena waktu email sebelumnya di kirim jam 8 juga. Tapi tetep aja juga ga muncul-muncul walaupun udah jam 9 malem.
Dan ketika gue memutuskan untuk mengakhiri hari itu. Gue me-refresh untuk yang terakhir kalinya...
Datanglah email itu.
Gue langsung menjerit-jerit, langsung panggil nyokap gue untuk melihat pengumumannya sama-sama. Gue membuka email tapi gue langsung ngumpet di belakang nyokap, nggak berani liat apa-apa. Gue membiarkan nyokap yang menatap langsung layar laptop gue. Menatap apa jawaban dari semua usaha dan doa gue selama ini.
Dan Nyokap bilang, "Arissa Purilawanti..."
Gue pun langsung ikutan liat dan ternyata, alhamdulillah, gue berhasil mendapatkan beasiswa sebanyak 50%!!!

Ini nggak terduga banget, karena yang gue bayangkan selalu 100% atau nggak sama sekali.
Tetapi pasti Allah punya jawaban yang lebih baik untuk gue.
Gue mensyukuri apa yang gue dapat.
Merasa gagal? Pasti.
Karena gue gagal untuk membebaskan orang tua gue dari biaya-biaya sekolah yang nggak murah. Tapi mama pun bilang ke gue kalo semua pasti ada jalannya. Asalkan kita selalu berdoa kepada yang di Atas.
Setelah keadaan hectic yang paling menegangkan dalam hidup gue (setelah gue pikir-pikir mungkin ini rasanya jadi anak yang ikutan SBMPTN)
Akhirnya gue bisa bernafas lega.
Gue nggak akan menyia-nyiakan ini, gue akan belajar yang rajin dan giat biar beasiswa gue nggak di cabut (biar SAE ga nyesel ngasih gue potongan stengah harga)
Semangat juga buat yang lain, yang telah mendapat apa yang diinginkan, atau yang doanya belum dikabulkan. Percayakan saja semua kepada-Nya. Karena Ia lah yang tau apa yang terbaik untuk kita.
Jangan pernah putus harapan atau berkecil hati, teruslah bermimpi karena itulah alasan kita hidup.
Ttd,
Arissa Purilawanti.
(Your future movie director)