Thursday, September 24, 2015

Doa untuk Kesayangan Tuhan.

Jadi, berita tentang 220 orang tewas karena sedang melaksanakan Jumroh di Mina Arab Saudi baru aja berkicau, gue yang kebetulan paginya liatin snapchat orang Hajji, kaget banget pas denger berita tersebut. Belum lama, Masjidil Harram tertimpa musibah dan menewaskan 80 orang, kenapa bencana  ini terjadi secara bertubi-tubi?

Oke, gue nggak biasa nulis sesuatu yang berbobot sangat berat, tapi entah mengapa ini mengusik gue dan alam-bawah sadar gue sendiri.

Dan gue pengen share tentang pendapat gue, mengapa Tuhan tega menewaskan umatnya yang sedang berbondong-bondong ingin beribadah dan mengabdi kepada-Nya?

Bismillahirohmanirohim,
dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih serta maha penyayang.

proses pelemparan jumroh

Jujur, gue merasa jengkel. Mereka udah seneng-seneng bisa berada disitu, perjuangannya juga gak mudah, ditambah biayanya dan tenaganya. Entah mereka udah bermimpi berapa lama untuk akhirnya bisa melempar Jumroh, atau hanya naik haji sekalipun. Kenapa Tuhan membalas dengan menewaskannya?

Yang gue rasa, sebenarnya jawabannya adalah, Tuhan menyayangi mereka, terlalu sayang, hingga menewaskannya di padang suci, dan langsung membawa mereka pergi ke Surga. Karena yang gue percaya, Tuhan nggak bakal ngelukain kita, Tuhan nggak bakal menjerumuskan kita ke jalan yang salah, seumur hidup gue, kalo kita ngerasa lagi sedih atau sial, itu hanyalah cara Tuhan untuk memberi kita hukuman dan pelajaran. Dan Tuhan nggak pernah salah.

Namun, keadaannya sungguh menyedihkan gue, gue kadang sedikit tidak terima, tapi itulah yang Tuhan ingin memperingatkan dan memberitahu kita, untuk tidak terulang lagi dan untuk kita menerima dengan ikhlas dan lapang dada.

Kita hanya bisa berdoa, kepada mereka yang belum berkesempatan untuk melempar jumroh di dunia ini, moga-moga mereka bisa melaksanakannya di dunia akhirat. Berilah kesabaran dan ketabahan kepada mereka yang kehilangan. Dan semoga insiden ini tidak terulang lagi, dan jangan sampai memberi kesan yang buruk terhadap Islam.

Amin Ya Rabbal Alamin.
Ashadualla ilahailallah wa ashadu anna muhammad rasulullah.
Wassalamualaikum warohmatulohi wabarakatuh.

Sept 2015.



Friday, September 18, 2015

Batu Kerikil Maut

Jatuh cinta itu seperti tersandung batu.
Iya. jadi rasanya kayak kita lagi enak-enak jalan dengan santai, damai dan tentram sentosa
Tiba-tiba ada batu yang kita nggak liat, mungkin batunya memang hanya batu kerikil
tapi kita tersandung karena itu, kita terjungkil balik
Kok bisa sih?
memang cinta nggak ada yang logis, cinta hanya dirasakan
kita nggak tau kapan kita jatuh cinta, atau kapan kita nggak lagi jatuh cinta
semua tuh terjadi gitu aja, tanpa ada peringatan
yaiyalah hati kita itu bukan bioskop, yang diingetin setiap studio udah kebuka
nggak ada tuh yang kasih tau kalo kita bakal ketemu orang yang kedepannya bakal jadi orang yang kita tergila-gilai dalam waktu yang nggak singkat
nggak ada tuh yang bilang, kalo hari itu kita bakal keilangan semua rasa yang dulu pernah ada tertanam di lubuk hati kita
apakah kita bisa menyalahkan cinta?
dia hanyalah insting, yang akan melakukan apa saja yang menurutnya benar, dan tidak akan melukai kita
mungkin, kita saja yang memang berlebihan menanggapinya?
cinta tidak bisa dibatalkan, kalau emang udah cinta, ya cinta.
kalau emang udah ga cinta, ya udah selesai.
gitu aja, gampang kan?
iyalah, ngomong doang soalnya.
tapi, nggak ada yang lebih menyedihkan, dari rasa kebahagiaan yang tidak boleh dirasakan.
ngerti nggak maksudnya? maksudnya ya kamu bahagia, tapi sebenernya kamu nggak boleh bahagia.
aku pernah merasakan itu, sekali. dan tidak akan pernah aku ingin merasakannya lagi.
aku ingin merasakan kebahagian ini, aku ingin mencintai, bukan dicintai saja.
walaupun susah, dan akan menimbulkan konflik
tapi ini lebih baik, dari selamanya menutupi kebahagiaanku.
aku ingin mengejar itu, sampai aku benar-benar merasa puas.
kamu juga ikutilah aku, untuk membela dirimu sendiri, dan merebut apa yang seharusnya menjadi milikmu.
buatlah musuh, tidak apa-apa, toh mereka juga nggak selamanya sama kita terus, lama-lama juga bosan
hiduplah seperti besok kau akan mati,
dan matilah dengan rasa perjuangan di jiwamu dan rasa puas di senyummu
jangan sia-siakan waktumu untuk bilang sayang ke orang yang salah
atau berlindung pada orang yang sebenarnyalah yang ingin kau hindari
hidup tidak sepanjang yang kita kira
gunakan lah semaksimal mungkin.
jangan diam saja, hey kamu
berdiri dan kejarlah dia, genggam tangannya, dan dekaplah dia
jika kau beruntung, dia akan membalas dekapanmu
jika tidak, mungkin dia bukanlah tulang rusukmu.
jangan menyerah, jangan terpuruk
pada setiap curamnya gunung, ada puncak yang sangat tinggi
lihatlah ke atas dan gapailah dia.
wanita pujaanmu.
dan juga mimpi-mimpimu.
sekian terimakasih, untaian kata-kata sebelum tidur.
selamat malam alam semesta.
Cibubur
September 18, 2015

Friday, September 11, 2015

Pesan 3 Baris

Bila kejujuran sudah mengundurkan diri
Kepercayaan akan menyusul runtuh
Ada dua mulut dalam satu wajah.

Bukan masalah usaha apa tidak
Sudah tidak ada lagi alasan untuk bersatu
Semua tumpah darah hanya berujung sia-sia

Tiada yang abadi
Waktunya sudah datang
Untuk berakhirnya suatu cerita

Terimalah hal ini
Ucapkan terimakasih
Dan lambaikan tangan

Kisah kasih kita penuh dengan sihir
Namun mantra ini terbatas
Saatnya untuk mencari keajiban baru

Kamu akan meninggalkan bekas
Yang tidak akan terhapus
Kenangan ini tidak akan pergi kemana-mana

Kasihku, maafkan lah
Aku ingin pergi sendiri
Pergilah juga kau, mencari insan dunia

Janganlah menyangkal,
Semuanya tidak sama seperti dulu
Dan tidak akan kembali sampai kapanpun itu

Aku pasti akan bertemu denganmu lagi
Tapi tidak sekarang
Bila takdir memang menyetujuinya.

Sampai jumpa lagi
Kawanku
Sampai bertemu di lain waktu.