Film ini merupakan tugas Bahasa Inggris, waktu tema yang Ms Acid berikan adalah "kenangan masa SMA" karena kita waktu itu sudah di tahun terakhir kami. Gue tau pasti yang lain memikirkan kalau membuat film yang akan mengenang, tapi ketika semua orang melihat ke belakang, gue melihat ke depan.
Cerita Nuts gue dapat ketika gue baru bangun tidur subuh-subuh, entah bagaimana tiba-tiba terngiang di otak gue "Seorang remaja SMA yang mau cepat-cepat lulus tapi ternyata dia belum siap dan malah rindu SMA." Inspirasi cerita ini juga gue dapat karena banyak temen sekelas yang jenuh belajar dan bilang "Gasabar kuliah, bisa bebas!" yang hampir gue dengar setiap hari. Gue pun, merasa seperti itu.
Tapi gue tau, kita selamanya akan merasa seperti itu, apalagi kalau kita tidak bersyukur dengan keadaan kita sekarang. Selalu menginginkan yang nanti.
Rio, tokoh di film ini, gue buat untuk mewakilkan semua anak SMA yang merasa seperti itu, tapi disini gue membuat bagaimana kalau keinginan dia terwujud? Tiba-tiba ada seorang "dukun" yang menawarkan untuk mengabulkan permintaannya. Konflik-konflik dia di masa kuliah gue buat dengan ke-sok-tahuan gue, karena toh di masa itu, gue gatau apa-apa tentang kuliah. Yang gue tau cuma dosen pasti tidak akan sepeduli dengan kita seperti guru, dan pergaulannya pun akan lebih "bebas". Pada akhirnya Rio merasa dia belum siap untuk kehidupan kuliah, dan ia berharap ia bisa menikmati waktunya dulu. Tidak terburu-buru ingin lulus. Tapi, karena dia sangat ingin menginginkannya... sampe kebawa mimpi. Ternyata, itu semua hanya mimpi, dan dia bangun dan makin menghargai waktunya sekarang. (Plot twist endingnya ketika ternyata si dukun ternyata ada, jadi apakah dia benar-benar hanya mimpi? Atau bukan?)
Anehnya, ketika gue sekarang sudah kuliah. Apa yang terjadi pada Rio, gue merasakannya. Sedihnya, ini bukan mimpi dan bukan ulah penyihir. Tapi, ada sepenggal dialog gue buat dulu, untuk gue sekarang. Yaitu: "How many times you missed them, or wanting to go back, its never going to happen. Life goes on, that's how it works."
Dan itu membuat gue sadar kembali.
Film ini gue dedikasikan untuk kalian yang suka merasa "pengen cepet-cepet" supaya kita selalu bersyukur setiap harinya dan tidak terburu-buru. Yang kita punya adalah masa sekarang, bukan masa lalu ataupun masa depan.
Film ini menjadi film yang ternyata sangat berarti buat gue. Bisa dibilang gue merasa puas. Dan gue pengen lagi membuat film yang bisa menyentil diri gue sendiri.
Dan film ini lahir tanpa disengaja.
Cibubur,
9 November 2017
Wednesday, November 8, 2017
Rindu untuk Berkarya.
Kemarin gue nontonin film-film yang pernah gue buat, tujuannya untuk mengembalikan motivasi gue, gue tau itu satu-satunya cara yang ampuh, karena pasti setelah menonton film-film lama gue, gue akan teringat lagi betapa senangnya gue melakukan itu, dan betapa bahagianya ketika gue melihat hasil akhirnya.
Misteri Penghapus Sapi, Hadiah untuk Sarah, Nuts (Walnut Story), bahkan dokumenter Kulanta Damarudira.
Awalnya aku tidak mau menonton mereka kembali, karena aku tidak mau terlalu bangga dengan yang aku buat. Tapi rasanya aku tidak bisa menemukan motivasiku kembali bukan karena mereka.
Aku melihat kemampuan ku yang tersembunyi ketika aku menontonnya lagi, kemampuan yang tak kusangka ada. Bahkan sekarang ketika aku sudah menjadi mahasiswa film, aku kagum kepadaku sendiri untuk bisa men-direct seperti itu, padahal aku belum tahu apa-apa tentang film.
Tapi kenapa sekarang, aku malah merasa tidak mampu?
Sekarang aku sudah semester 3, banyak yang aku pelajari tentang bagaimana cara membuat film yang baik dan benar. Dari skrip sampai editing.
Dulu aku melakukannya dengan sangat amatir, tapi aku puas dengan hasilnya. Apakah itu salah?
Aku rindu ketika aku bisa saja membuat film dari skrip yang tidak berbentuk skrip,
Aku rindu ketika aku bisa langsung menyalakan kamera dan mengatur aktorku tanpa harus menyiapkan apa-apa,
Aku rindu ketika aku bisa membuat cerita apa saja yang aku mau,
Aku rindu bisa berkarya dengan bebas.
Apakah ilmu-ilmu yang kudapat malah membatasi ku dalam berkarya?
Dan hanya membuatku merasa "Oh bikin film kayak gini ya ternyata, susah juga..."
Padahal dulu "Bikin film cuma seminggu gampang euy!"
AKU RINDU.
AKU INGIN BERKARYA.
SIAPA KAMU (ATURAN-ATURAN) UNTUK MELARANG KU?
YANG AKU MAU HANYA MEMBUAT FILM DENGAN CERITA YANG BAGUS
AKU TIDAK PERLU KAMERA CANGGIH
AKU TIDAK PERLU SKRIP YANG DETAIL
AKU TIDAK PERLU PROPERTI YANG MEWAH
AKU HANYA INGIN BERCERITA!
AKU HANYA INGIN MELIHAT KEMAMPUANKU YANG TERSEMBUNYI TANPA PERLU AKU PAKSA DIA UNTUK MUNCUL
YA MUNGKIN KAMU BISA BILANG AKU BODOH,
MUNGKIN KAMU BISA BILANG AKU MALAS,
TAPI AKU SENANG MEMBUAT FILM BIASA-BIASA SAJA ASALKAN PESANKU TERSAMPAIKAN.
YANG AKU MAU ADALAH: CREW KECIL YANG INTIM DAN CAST YANG TIDAK MANJA.
AKU MASIH MAU MEMBUAT FILM DENGAN BAHAGIA.
AKU TIDAK MAU MEMBUAT FILM YANG BAGUS TAPI TIMNYA TIDAK AKUR.
LAGIAN, TIDAK ADA TOLAK UKUR SENDIRI UNTUK FILM BAGUS.
AKU TIDAK MAU MEMBATASI KE KREATIFITAS-AN KU.
AKU INGIN TERUS BERKARYAAAA!!!!!!!!!!!!!
Misteri Penghapus Sapi, Hadiah untuk Sarah, Nuts (Walnut Story), bahkan dokumenter Kulanta Damarudira.
Awalnya aku tidak mau menonton mereka kembali, karena aku tidak mau terlalu bangga dengan yang aku buat. Tapi rasanya aku tidak bisa menemukan motivasiku kembali bukan karena mereka.
Aku melihat kemampuan ku yang tersembunyi ketika aku menontonnya lagi, kemampuan yang tak kusangka ada. Bahkan sekarang ketika aku sudah menjadi mahasiswa film, aku kagum kepadaku sendiri untuk bisa men-direct seperti itu, padahal aku belum tahu apa-apa tentang film.
Tapi kenapa sekarang, aku malah merasa tidak mampu?
Sekarang aku sudah semester 3, banyak yang aku pelajari tentang bagaimana cara membuat film yang baik dan benar. Dari skrip sampai editing.
Dulu aku melakukannya dengan sangat amatir, tapi aku puas dengan hasilnya. Apakah itu salah?
Aku rindu ketika aku bisa saja membuat film dari skrip yang tidak berbentuk skrip,
Aku rindu ketika aku bisa langsung menyalakan kamera dan mengatur aktorku tanpa harus menyiapkan apa-apa,
Aku rindu ketika aku bisa membuat cerita apa saja yang aku mau,
Aku rindu bisa berkarya dengan bebas.
Apakah ilmu-ilmu yang kudapat malah membatasi ku dalam berkarya?
Dan hanya membuatku merasa "Oh bikin film kayak gini ya ternyata, susah juga..."
Padahal dulu "Bikin film cuma seminggu gampang euy!"
AKU RINDU.
AKU INGIN BERKARYA.
SIAPA KAMU (ATURAN-ATURAN) UNTUK MELARANG KU?
YANG AKU MAU HANYA MEMBUAT FILM DENGAN CERITA YANG BAGUS
AKU TIDAK PERLU KAMERA CANGGIH
AKU TIDAK PERLU SKRIP YANG DETAIL
AKU TIDAK PERLU PROPERTI YANG MEWAH
AKU HANYA INGIN BERCERITA!
AKU HANYA INGIN MELIHAT KEMAMPUANKU YANG TERSEMBUNYI TANPA PERLU AKU PAKSA DIA UNTUK MUNCUL
YA MUNGKIN KAMU BISA BILANG AKU BODOH,
MUNGKIN KAMU BISA BILANG AKU MALAS,
TAPI AKU SENANG MEMBUAT FILM BIASA-BIASA SAJA ASALKAN PESANKU TERSAMPAIKAN.
YANG AKU MAU ADALAH: CREW KECIL YANG INTIM DAN CAST YANG TIDAK MANJA.
AKU MASIH MAU MEMBUAT FILM DENGAN BAHAGIA.
AKU TIDAK MAU MEMBUAT FILM YANG BAGUS TAPI TIMNYA TIDAK AKUR.
LAGIAN, TIDAK ADA TOLAK UKUR SENDIRI UNTUK FILM BAGUS.
AKU TIDAK MAU MEMBATASI KE KREATIFITAS-AN KU.
AKU INGIN TERUS BERKARYAAAA!!!!!!!!!!!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)